Kisah Tongkat Nabi Musa A. S
Kisah Tongkat Nabi Musa |
Akulah
Tongkat Nabi Musa Itu
Musa
melemparkanku, dan aku berubah menjadi ular yang nyata, Aku menelan tongkat dan
tali yang disangka ular itu. Dan terakhir aku berdiri di hadapan para tukang
sihir yang melongo karena heran dan sekaligus takut.
Aku adalah sebuah cabang pada sebatang pohon dikebun
kerajaan di istana Fir’aun, penguasa Mesir waktu itu. Seorang pencari kayu
memotong diriku dan aku dijadikan sebuah tongkat. Kemudian tongkat itu dibeli
Musa, maka aku menjadi temannya berjalan kemana ia mengembara.
Aku adalah tanaman, kemudian aku berubah menjadi
benda mati, namun aku juga menjadi salah satu tanda terbesar di antara
tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Aku, bagi Nabi Musa adalah “tongkatku”. Tapi
di sisi Allah, hakikatku adalah sesuatu yang benar-benar lain.
Permulaanku adalah sebatang pohon. Aku tidak ingin
mengulang kisah Nabi Musa, sebab kalian semua sudah tahu. Namun aku akan
bercerita tentang diriku ketika bersama Musa, khususnya ketika Allah
memerintahkan kepada Musa untuk melemparkan diriku dihadapan Fir’aun. Sebab
Fir’aun menantang Musa untuk membuktikan kebenaran risalah ilahi.
Fir’aun
menantang
“Datangkanlah bukti itu jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” –
QS Al-A’raf (7); 106.
Musa mundur dua langkah dan melamparkanku sebagi
tongkat ke atas lantai. Penguasa Mesir itu mengira Musa mundur karena takut. Ia
juga mengira bahwa tongkat itu terjatuh dari tangannya. Maka. Fir’aun tersenyum
lebar.
Saat menyentuh tanah, aku berubah menjadi ular, Aku
mulai melingkar, membuka mulutku, dan menjulurkan lidahku. Fir’aun benar-benar
terkejut. Ia tertegun di tempatnya. Senyumnya langsung sirna. Tampak pada
wajahnya ekspresi yang tidak pernah disaksikan para pejabat istana sebelumnya.
Pucat.
Tak berapa lama, tangan Musa menjangkau diriku, dan
kembali aku berubah menjadi tongkat.
Hammam. Pembantu Fir’aun, langsung sesumbar bahwa
apa yang aku tunjukkan itu sebagai sihir belaka, dan mengatakan bahwa di Mesir
banyak tukang sihir yang lebih ampih.
Musa sudah menjelaskan panjang lebar, tetapi mereka
tetap kufur, sebab hati mereka sudah tertutup lumpur dosa.
Mereka menantang Musa, akan mendatangkan tukang
sihir yang lebih lihai mengubah tongkat dan tali menjadi ular.
Maka tibalah pada hari yang ditentukan, , aku
kembali dibawa Musa masuk ke istana Fir’aun.
Di hadapan kami sudah berdiri puluhan tukang sihir dengan peralatan
mereka.
Tukang-tukang sihir itu melampar lebih dulu tongkat dan tali yang
berubah menajdi ular.
Sebetulnya tongkat dan tali itu tetap saja tali bagiku,
parra tukang sihir itu telah menyihir mata orang-orang yang berada di situ,
sehingga tali yang mati itu berubah menjadi ular yang bergerak-gerak
menyeramkan.
Allah yang Maha Kuasa, berfirman,
“Janganlah kamu
takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul. Lemparkanlah apa yang ada
ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya
apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya ukang sihir, Dan tidak akan menang
tukang sihir itu dari mana pun ia datang.” – QS Thaha (20):68-69.
Ketulusan
para Tukang Sihir
Kisah Tongkat Nabi Musa |
Musa melemparkanku, dan aku berubah menjadi ular
yang nyata. Aku menelan tongkat dan tali yang disangka ular itu.
Dan terakhir
aku berdiri di hadapan para tukang sihir yang melongo karena heran dan
sekaligus takut. Orang yang paling tua di a tara mereka bangkit dan berkata.
“apakah yang kita lihat inii bukan sebuah sihir.
Hal ini adalah tanda kebesaran
dari Allah.
Para tukang sihir itu pun sujud, meeka berkata,
“Kami beriman kepada Tuhannya Harun dan Musa.” - QS Thaha (20):70.
Melihat hal itu, Fir’aun murka, sebab dia sebelumnya
tidak pernah melihat para tukang sihir itu bersujud kepada Allah,
dia berkata.
“Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya
hal ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini
untuk mengeluarkan penduduknya darinya. Maka, kelak kamu akan mengetahui
(akibat perbuatanmu ini). Demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang .
Kemudian, aku benar-benar akan menyalib kalian.”
Para tukang sihir itu menjawab,
“Sesungguhnya kepada
Tuhanlah kami kembali. Dan, kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami
telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada
kami.” (mereka berdoa)
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami
dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri.” – QS Al-A’raf (7): 123-126
Aku melihat ketulusan para tukang sihir itu, mereka
telah melihat cahaya kebenaran Ilahi lewat perubahan diriku dari tongkat
menjadi ular sejati.
Memang hanya orang-orang yang berakalah agama itu
dimengerti dengan sungguh-sungguh. Para tukang sihir itu tahu bahwa tongkat
atau tali tidak akan berubah menjadi ular, kecuali Allah menghendaki hal itu.
Karena itulah, ketika diriku, yang sekadar sebatang
tongkat, diubah Allah menjadi ular, sadarlah mereka akan kekuasaan Allah,
mereka pun bersujud sekaligus bertaubat kepada Allah.
Meski sikap seperti itu
tidak dikehendaki oleh fir’aun, dan mereka dibunuh sebagai syahid.
Kemenangan Musa dalam tanding ular di istana telah
mempermalukan Fir’aun dan bala tentaranya. Musa dan pengikutnya sadar bahwa
jiwa mereka terncam akan dibunuh, karena itulah mereka melarikan diri menjauhi
istana.
Namun Fir’aun dan tentaranya terus saja mengejar, hingga Musa dan
pengikutnya terdesak di tepi Laut Merah.
Kisah Tongkat Nabi Musa ( Laut Merah ) |
Allah mewahyukan kepada Musa untuk memkulkan diriku
ke laut, maka terbelahlah laut itu dan Musa serta pengikutnya bosa melewatinya.
Fir’aun dan tentaranya terus mengejar. Namun apa
yang terjadi? Mereka ditelan laut yang terbelah.
Ketika dilanda ombak dan nafas terakhir mereka sudah
sampai tenggorokan, Fir’aun bertaubat kepada Allah, tetapi taubatnya ditolak,
sebab sudah terlambat.
Jibril AS berkata kepadanya.
“Apakah sekarang (baru kammu percaya), padahal
sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dulu dan kamu termasuk orang-orang yang
berbuat kerusakan.” – QS Yunus (10): 91.
Aku dibawa Musa hingga ke Palestina, namun pada
suatu hari, ketika Musa sudah tua, saat mendaki bukit, diriku terlepas dari
genggamanya dan jatuh ke jurang yang dalam. Musa telah berusaha mengambilku, tetapi ia tak
kuasa untuk menuruni jurang yang curang.
Karena itulah aku ditinggalkan sendiri
di dalam kelembaban jurang yang dalam hingga aku tidak merasakan lagi tubuhku
sudah menjadi lapuk dan menjadi rabuk bagi tanah.
Masya Allah kisah inspiratif kali ini, yakni kisah mengharukan tentang sejarah besar dari Nabiyullah Musa A.S, dimana Allah SWT memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya, tujuannya yaitu tidak lain hanya menyuruh umat manusia agar senantiasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Masya Allah kisah inspiratif kali ini, yakni kisah mengharukan tentang sejarah besar dari Nabiyullah Musa A.S, dimana Allah SWT memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya, tujuannya yaitu tidak lain hanya menyuruh umat manusia agar senantiasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
0 Response to "Kisah Tongkat Nabi Musa A. S"
Post a Comment